Thursday, February 12, 2015

Apakah pikiran negatif harus dihilangkan? Pentingnya keseimbangan antara pikiran positif dan negatif

http://www.rimbunjob.com/info/detail/54/Apakah-pikiran-negatif-harus-dihilangkan-Pentingnya-keseimbangan-antara-pikiran-positif-dan-negatif

www.rimbunjob.com


Kekuatan dari berpikir positif sudah sering kita dengar dan selalu diajarkan kepada kita baik melalui motivator, ataupun penulis buku seperti “The Secret”.  Arti positif yang digunakan dalam “Berpikir Positif” menyarankan kita untuk membayangkan sesuatu yang kita inginkan secara rinci dan dengan penuh keyakinan maka kita pasti akan mendapatkannya. Misalnya, kita membayangkan duduk di dalam mobil yang kita inginkan, merasakan kenyamanannya, mencium bau kulit dari jok mobil dan berpikir “ ini adalah milik saya”.

Namun, permasalahannya adalah akurasi dari hasil berpikir positif seperti yang diajarkan belum dapat dibuktikan secara nyata dan hal yang paling buruk adalah kita harus menghilangkan pikiran negatif.

Ada 3 kerugian dari berpikir positif secara berlebihan:

1. Mengabaikan Emosi Negatif.
Begitu banyak fokus yang diberikan kepada kekuatan berpikir positif sehingga kita tidak lagi menghargai kebaikan dari emosi negatif.

Tidak Mengindahkan rasa sakit secara emosional dari kesulitan hidup di dunia ini dapat membuat kita untuk tidak lagi berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik bagi diri kita maupun orang lain. Terbuka untuk merasakan emosi positif dan negatif dapat membantu seseorang menemukan makna di dalam hidupnya.

2. Mendorong pemikiran tentang keajaiban
Optimisme yang berlebihan dapat membuat kita meremehkan resiko dan ini bisa berakibat kepada pegambilan keputusan yang salah. Adalah suatu iming-iming yang tidak terbukti bahwa hal-hal positif lebih mungkin terjadi kepada kita yang selalu berpikiran positif dan akan menghindarkan kita dari peristiwa negatif.

Berpikir positif yang baik adalah jika pemikiran tersebut dapat memacu kita untuk mengambil suatu tindakan untuk mengubah situasi hidup menjadi lebih baik. Akan tetapi, berpikir positif bisa menjadi masalah apabila kita memilih untuk mengabaikan tanda peringatan yang muncul dari pikiran negatif sehingga kita tidak lagi realistis.


3. Membina rasa puas
Apakah mungkin bagi kita untuk membayangkan hasil terbaik dari suatu peristiwa yang akan       datang dengan menipu pikiran kita untuk percaya bahwa kita telah mencapai hal itu?  Iya, menurut sebuah studi dari Dr Gabrielle Oetting. (Professor of Psychology dari New York University)
Penilitian dari Dr Gabrielle Oetting menunjukan bahwa ketika peserta diminta memvisualisasikan diri sendiri telah mencapai sesuatu yang terbaik (misalnya mendapatkan nilai A dalam ujian), tingkat energi mereka turun, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan peserta yang diminta untuk memvisualisasikan diri mencapai sesuatu yang lebih realistis.
Para peneliti menjelaskan bahwa dengan berfantasi telah mendapatkan hasil paling maksimal sebenarnya dapat menurunkan motivasi seseorang untuk mengejar tujuannya, oleh karena mereka merasa sudah mencapainya walaupun hanya di dalam pikiran mereka. 

Tentu, berpikir positif adalah baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan bertahan di saat sulit. Akan tetapi, seperti banyak hal dalam hidup ini, keseimbangan adalah kuncinya.

Menyeimbangkan antara berpikir positif dan negatif adalah hal sangat penting terutama dalam dunia bisnis. Evaluasi secara kritis terhadap suatu rencana membuat perusahaan lebih siap dalam menghadapi masalah tak terduga, dan mendorong manajer untuk merencanakan setiap kemungkinan yang dapat terjadi.


Dr Robert Schwarz dan Dr Gregory Garamoni, Psikologis dari Amerika, menyarankan suatu rasio kombinasi yang ideal, yaitu 2/3 pikiran positif dan 1/3 pikiran negatif.  


Contributor














Debby Lim (www.rimbunjob.com - Executive search company in Indonesia)

Wednesday, February 11, 2015

RimbunPROFILE - Jimmy R (Creative Director)


http://www.rimbunjob.com/info/detail/52/RimbunPROFILE-Jimmy-R-Creative-Director




A Multi Skilled Creativepreneur, from: Digital Artist, Web & Graphic Designer, Digital Creative Consultant, Apparel Designer and Interior Designer.

My Journey

Selama masa sekolah, saya bukanlah termasuk anak yang pintar di kelas ataupun di keluarga. Nilai ujian saya cukup saja. Tetapi ada mata pelajaran yang paling menonjol nilainya dari yang lain, yaitu kesenian. Passion saya sejak kecil selalu mengenai Seni, dan hanya Mama yang dapat melihat potensi saya tersebut. Singkat cerita, mama mendaftarkan saya ke sanggar lukis dan mengikuti pelajaran melukis dari mulai yang menggunakan cat air, pensil warna, hingga cat minyak. Ketika saya duduk dibangku SMA, saya seringkali melukis untuk kegiatan sekolah, bahkan ada beberapa lukisan yg berhasil terjual.

Pada tahun 1999, saya memutuskan untuk kuliah di Singapore, mengambil jurusan Graphic & Communication Design di Coleman Creative School. Dari sinilah mata saya terbuka terhadap tantangan yang tersedia di media dan beberapa kemungkinan yang dapat saya lakukan dengan menggunakan basic skill saya sebagai pelukis. Dunia akan menunjukkan padamu sebuah gambaran besar hanya jika kita memiliki modal dasar yang kuat dan siap untuk menerimanya, hal yang paling dibutuhkannya hanyalah terus melangkah maju ke depan. Menurut saya, saya termasuk orang yang sangat beruntung. Saya sudah memiliki mental seorang seniman/designer; mental yang saya miliki sedari saya masih kecil.  Menerima pengetahuan khusus dan belajar banyak hal selama saya sekolah. Yang paling sering adalah bereksplorasi, melakukan penelitian, dan pola pikir saya sebagai tambahan dari mental yang saya miliki.

Kemudian, Saya kerja di sebuah perusahan online map di Singapore, (Streetdirectory), sebagai Cartographic designer dan akhirnya dipindahtugaskan ke Jakarta. Cukup lama saya bekerja di Group Companies ini dan menjabat sebagai Country Manager serta Head of Creative.

Saya juga pernah berkolaborasi dengan beberapa creative agency seperti Altermyth, Main Studio, yang bergerak di Game & Multimedia Industry, juga dengan NTSC Singapore sebuah Internet technology company.

Akhirnya, saya memutuskan untuk memulai usaha sendiri dan mulai fokus dengan semua pekerjaan yang menjadi passion saya. Pada saat itulah berdirilah Imaxo – Imaging Xtraordinary; spesialisasi dalam pengembangan website dan media interaktif.

Tidak mudah pada awalnya ketika proses perintisan. Hampir selama satu tahun tidak ada satupun proyek baru yang berhasil saya dapatkan. Hanya meneruskan beberapa proyek dari teman-teman ataupun kenalan.

Baru setelah 5 tahun berdiri dan berkarya, saya mulai melihat hasil dari perintisan saya. Klien-kilen kami saat ini merupakan perusahaan-perusahaan besar, seperti Lippo Group, Indofood, Kalbe, BCA, Bank Danamon, Merck dan masih banyak lagi.

Kalau dipikirkan kembali, sebenarnya apa yang saya lakukan di Imaxo selama ini adalah beradaptasi terhadap market dan trend yang ada, meyakinkan para klien saya untuk mendengarkan ide-ide, penilaian saya dan pada akhirnya mempercayakan proyek-proyek mereka dikerjakan melalui jasa kami.

Dengan semakin stabilnya Imaxo, saya bersama ke-3 saudara dekat saya mencoba untuk membentuk “Adaptshirt” – Sebuah perusahaan retail t-shirt yang menjual secara online maupun offline. Dapat dikatakan bahwa Adaptshirt adalah tempat curahan kami berempat dalam mewujudkan impian yang selama ini belum capai,  yaitu memproduksi dan memasarkan produk melalui industry kreatif. Kami memutuskan untuk memilih T-shirt sebagai media untuk bisa menyalurkan semua passion kami. Saya sendiri bertindak sebagai Creative Designer yang terus tanpa henti membuat design-design baru untuk T-shirt kami.  Adapt saat ini sudah merambah ke dunia online media, dan baru memiliki 1 fisik store yang berada di Blok M Plaza, serta mini stores di beberapa department stores. Dan hal itu sangat menantang dan kami menikmatinya. Saat ini kami mencoba berekspansi dengan menambah beberapa fisik store dan menjalankan strategi marketing yang baru untuk pasar online.

Saat ini saya masih dalam taraf pengembangan bisnis. Dalam waktu dekat, Imaxo di bawah naungan PT Imagi Mediacore Asia akan meluncurkan 2 jasa online baru sebagai perwujudan dari  strategi adaptasi lain yang akan saya jalankan kedepannya.

Saya juga sedang dalam proses pembentukan kerjasama baru dengan beberapa pihak investor untuk melakukan pengembangan di dunia bisnis mobile.


What Motivates Me

Keluarga…
Keluarga saya dan juga keluarga karyawan saya merupakan definisi dari “Keluarga” bagi saya dan itu menjadi prioritas utama.

Dan dari keluarga juga saya sering mengingat pepatah maupun pesan dari orang tua. Saya sangat kagum dengan prinsip dan filosofi dari generasi sebelum saya. Ada pepatah mengatakan “If you think you can, it means you can”, “If you think you can’t, never say you can”. Mungkin 2 kalimat inilah yg selalu melekat di ingatan saya dan menyadarkan saya betapa pentingnya kepercayaan diri dan arti sebuah integritas.



Prospek industri website dan digital marketing di Indonesia

Menurut saya, industry ini sangat bagus dan akan terus berkembang seiring dengan ketatnya  kompetisi. Kita juga banyak melihat anak-anak muda dengan ide-ide kreatif mereka disertai dengan bakat-bakat yang bagus untuk memajukan industri ini kedepannya. Hanya saja memang memerlukan adaptasi yang tepat menurut saya, karena di lain sisi, masih banyak yang belum mengerti akan arti pentingnya digital media dan itu merupakan sisi yang terbesar di Indonesia. Bagaimana cara kita untuk dapat beradaptasi dengan target market itu mungkin adalah jawaban dari strategi yang prospektif untuk ke depannya.

Kiat-kiat seorang entrepeneur di dunia periklanan

Passion, hardworking, Curiosity, honest and most importantl BE MAGNANIMOUS in everything we do. One day you’ll find that, it’ll brings only positive things to you.

Skill yang dibutuhkan untuk menjadi sukses

Saya tipe orang yang menjunjung tinggi “Attitude”; dengan sikap yang baik, kita bisa melakukan apa saja. Apabila kita memiliki  skill yang luar biasa, tetapi tidak diikuti dengan sikap diri yang baik, maka akan sia-sia. Ingatlah selalu bahwa kepandaian dapat bertambah, Sukses dapat diraih, tetapi kita juga HARUS memiliki Sikap Diri yang Baik untuk hal itu.


Contributor











Diningsih Bayu Sari (www.rimbunjob.com - top recruitment agency in Indonesia)

Sunday, February 8, 2015

Apakah Anda seorang perfeksionis? - Dampaknya dalam dunia Kerja





Anda memiliki ambisi besar, standar yang tinggi dan dedikasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Tetapi mengapa Anda tidak mendapatkan pujian dan promosi yang layak?

Ada perbedaan besar antara peduli terhadap kualitas pekerjaan dan menjadi perfeksionis. Sifat perfeksionis yang teliti adalah berguna dan bahkan penting dalam banyak situasi, bahkan sering menjadi faktor pendorong di belakang prestasi tinggi dan kerja keras, akan tetapi sifat perfeksionisme yang berlebihan dapat menjadi bumerang untuk mencapai prestasi yang diharapkan dan hasil yang optimal.

Ada 3 jenis perfeksionisme:
  1. Perfeksionisme terhadap diri sendiri.  Individu dengan jenis pefeksionisme ini cenderung memiliki standar yang tidak realistis untuk diri mereka sendiri, dan dalam usaha untuk memenuhi standar tersebut, mereka dapat menjadi terlalu kritikal dan fokus pada kekurangan mereka sendiri
  2. Perfeksionisme terhadap lingkungan dan orang lain. Tipe perfeksionisme ini menggambarkan individu yang memiliki standar yang tidak realistis dan harapan yang tinggi terhadap kemampuan orang di sekitar mereka . Orang-orang yang menampilkan karakteristik ini sering terlalu evaluatif terhadap kinerja orang lain.
  3. Perfeksionisme sosial.  Perfeksionisme sosial terjadi ketika seseorang percaya bahwa orang lain memiliki harapan perfeksionis terhadap mereka. Termotivasi oleh rasa takut mengecewakan orang lain, mereka percaya bahwa mereka akan dihargai hanya jika mereka menghasilkan pekerjaan yang sempurna.


Apakah anda seorang perfeksionis:
1. Apakah anda menjadi frustrasi dan merasa bahwa Anda selalu tertinggal dibanding dengan orang lain?

2. Apakah Anda merasa orang lain selalu menilai Anda ? 
Dari pilihan pakaian sampai pilihan kata Anda, bahwa Anda secara terus menerus dinilai oleh 
orang-orang dalam kehidupan Anda ?

3. Apakah Anda selalu mengkritik diri sendiri bahkan ketika sedang mempelajari sesuatu yang baru?

4. Apakah Anda mengharapkan untuk melakukan segalah hal dengan baik setiap saat ?

5. Ketika Anda melakukan sesuatu yang memuaskan, apakah biasanya kepuasan 
anda hanya sementara (misalnya: hari berikutnya Anda kembali mencoba untuk mencapai target yang baru) ? 

6. Dalam menyelesaikan pekerjaan, apakah ada aturan mengenai cara yang "benar" dan "salah" 
dalam melakukannya ? Apalah Anda merasa tidak nyaman dengan cara-cara alternatif yang disarankan?
Pengaruh Perfeksionisme dalam kehidupan bekerja dan pribadi:

  1. Stress. Efek perfeksionisme di tempat kerja yang biasa dirasakan adalah stres. Karyawan yang perfeksionis akan terus merasakan tekanan untuk menyelesaikan setiap proyek ke tingkat kesempurnaan dan ia sering akan menjadi stres apabila pekerjaan yang selesai tidak memenuhi standar atau harapan. Begitu banyaknya waktu yang dihabiskan untuk mendapatkan suatu hasil yang sempurna seringkali membuat mereka tidak mampu menyelesaikan pekerjaan mereka dalam waktu yang ditentukan.
  2. Menunda Pekerjaan. Karyawan perfeksionis biasanya menjadi sangat kewalahan oleh keinginan untuk menyelesaikan tugas atau proyek dengan sempurna sehingga ia menjadi tidak mampu memulai suatu proyek. Mereka menjadi terlalu fokus dalam membuat perenrencana an yang sempurna, ke titik dimana proyek itu sendiri tidak pernah dimulai. 
  3. Hubungan dengan kolega yang tidak harmonis. Sifat perfeksionis sering menyebabkan perpecahan antara karyawan dan rekan kerjanya. Ekspektasi yang tidak sesuai dari tim kerja dapat menyebabkan stress dan depresi yang akan memperlambat produktivitas tim tersebut. 

Mengatasi kecenderungan dan perilaku perfeksionisme berlebihan diperlukan untuk kualitas hidup yang lebih bahagia baik di kantor maupun di rumah. Selalu ingat bahwa dunia ini tidak sempurna, manusiapun tidak sempurna dan dalam hidup ini kita terus belajar dan membuat kesalahan.

Cara Mengatasi Perfeksionisme Berlebihan:
  1. Berpikir positif. Belajar menerima kesalahan dan tidak terus menyalahkan diri sendiri.
  2. Jangan bersikap terlalu kritis terhadap diri sendiri, kolega kerja maupun partner hidup anda. Ingatlah selalu bahwa setiap orang ada kelebihan maupun kelemahan. Belajarlah untuk menerima dan bersifat santai dalam menjalani hidup.
  3. Buatlah suatu ekspektasi yang realistik.  Sangatlah tidak realistis untuk mengharapkan kesempurnaan dari siapa pun, bahkan dari diri sendiri. Dengan memegang harapan yang tidak realistis , Anda hanya akan mendapatkan kekecewaan dan ketidakpuasan.

Contributor















Debby Lim (www.rimbunjob.com - Top recruitment agency in Indonesia)